Rabu, 10 Juni 2009

Keutamaan Ilmu

 

Allah berfirman dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11)

Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ada sepuluh kelebihan ilmu dibanding harta, yaitu:

  1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Fir’aun, Qarun, dan lain-    lain.
  2. Ilmu selalu menjaga orang yang mempunyainya, sedangkan harta dijaga oleh orang yang        mempunyainya.
  3. Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang yang berharta mempunyai banyak lawan.
  4. Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah sedangkan harta bila diberikan akan berkurang.
  5. Ilmuwan sering dipanggil alim, ulama, dan lain-lain. Sedangkan hartawan sering dipanggil bakhil, kikir, dan lain-lain.
  6. Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat, sedangkan pemilik harta akan dimintai pertanggungjawabannya diakhirat kelak.
  7. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila disimpan akan usang dan lapuk.
  8. Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, sedangkan harta selalu dijaga dari kejahatan.
  9. Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan tempat.
  10. Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi terang dan tenteram, sedangkan harta akan mengeraskan setiap hati manusia.

      Itulah sepuluh kelebihan ilmu dibanding harta, Menurut ayat diatas, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karenanya Allah menyuruh manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan, membentuk majelis ta’lim, membaca ayat-ayat Allah, baik ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll. Nasehat yang disampaikan khalifah Ali bin Abi Thalib menegaskan kepada kita bahwa ilmu lebih mulia dari pada harta, dalam mencari harta kita boleh jadi merugi, akan tetapi sejauh mana pun kita mencari ilmu tidak akan pernah ada istilah merugi.

       Iqra’ bismirobbikalladzii khalaq, (bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan), surat Al-‘Alaq ayat 1 memerintahkan kepada kita untuk membaca ayat-ayat Allah, memerintahkan kita untuk mencari ilmu, hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim, baik itu ilmu agama atau pun ilmu pengetahuan. Ilmu juga akan menambah keimanan kita, semakin dalam ilmu yang kita gali maka akan semakin bertambah pula keimanan kita.

       Sebuah penemuan besar di abad ini bahwa seluruh alam raya ini yang terdiri dari langit, bumi, bintang, galaksi, semuanya diciptakan Allah dari suatu titik tunggal yang sangat kecil tetapi mempunyai kepadatan tak terbatas. Karena sangat kecilnya titik ini, ilmu pengetahuan menggambarkannya dengan konsep ketiadaan. Kemudian para ilmuwan meyakini bahwa titik tunggal ini diledakkan, melemparkan semua material ke segala arah dan terciptalah suatu sistem alam semesta ini yang terdiri dari bumi, bintang dan seluruh galaksi. Ini adalah teori terakhir tentang terciptanya alam semesta yang diyakini oleh para ilmuwan. Dan sebenarnya, teori yang diyakini ini telah disebutkan Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya, “Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)

        Dalam ayat ini disebutkan bahwa awal-mulanya langit dan bumi adalah dari sesuatu yang padu, padu di sini artinya adalah satu titik tunggal yang telah diyakini sebagai asal muasal alam semesta. Kemudian Allah memisahkan antara keduanya (yaitu langit dan bumi), maksudnya dipisahkannya masing-masing bagian dari suatu yang padu ini oleh suatu ledakan dahsyat melemparkan material-material menjadi bintang, bumi, dan langit sebagai ruang kosong di antaranya.

        Ini adalah sebuah contoh bahwa dengan mencari ilmu maka keimanan kita kepada Allah, keimanan kepada Malaikat, kepada ayat-ayat Al-Qur’an, kepada para Rasul, kepada hari akhir, dan iman kepada takdir insya Allah akan bertambah dan terus bertambah. Seorang pelajar jika ia berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan ilmu di sekolahnya, belajar matematika, ilmu pengetahuan alam maupun sosial dengan sungguh-sungguh, maka insya Allah dia termasuk salah seorang ahli dzikir. Dan jika kita selalu menghidupkan majelis-majelis ta’lim maka insya Allah akan tercatatlah sebagai calon-calon penghuni surga sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Dari Abu Hurairah RA, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda, ‘Barangsiapa yang menempuh suatu jalan bepergian mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”


Oleh Ustadz Sykran Makmun

di Edit oleh : Agus Wahyudi


Share This Article


Tidak ada komentar:

Posting Komentar