Minggu, 27 September 2009

Silaturahmi dan Networking Umat

“dan peliharalah hubungan silaturahmi” (QS. An Nisa : 1)

Dalam surat An Nisa ayat pertama, Allah SWT berfirman :

”Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah, nama Tuhan yang selalu kamu pergunakan untuk saling bertanya antara satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungghnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Dalam ayat ini dapat disimpulkan, bahwa Allah menyuruh kita untuk mengadakan hubungan silaturahmi, dan dengan perintah ini maka silaturahmi merupakan kewajiban. Malahan di akhir ayat, Allah mengatakan bahwa Dia akan selalu memperhatikan dan memantau tentang hubungan silaturahmi terssebut. Jika Al Quran mewajibkan silaturahmi, maka hadist Nabi menjelaskan tentang keutamaan silaturahmi. Beberapa hadist silaturahmi diantaranya :


  • Silaturahmi sebagai tanda iman.

Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabada : ”Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya hendaklah dia menghubungkan silaturahmi, siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari Muslim)

  • Memperpanjang umur dan menambah rezeki

Dari Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan ditambahkan rezekinya maka hendaklah dia bersilaturrahmi.” (HR. Ahmad)

Anas bin Malik juga menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Siapa yang ingin di lapangkan rezekinya dan mendapatkan kesan yang baik (setelah kematiannya) maka hendaklah dia menghubungkan silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam hadist lain Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diberikan kesan yang baik setelah kematiannya maka hendaklah dia bersilaturahmi. (HR. Bukhari Muslim).

Tarmidzi juga meriwayatkan dengan lafadz : ”Pelajarillah silsilah keturunan untuk bersilaturahmi, sebab dengan silaturahmi memperbanyak kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperbaiki kesan hidup setelah kematian.”

  • Silaturahmi dapat menolak bala

Sayyidina Ali bin Abi Thalib menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam pernah bersabda : ”Siapa yang ingin umur panjang dan mendapat rezeki yang luas dan menolak sesuatu yang buruk (bencana/musibah) maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah, dan menghubungkan silaturahmi.” (riwayat Abdulah bin Imam Ahmad dalam kitab Zawaid, Bazzar dan hakim)

Dalam hadist lain, Anas bin Malik menceritakan bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Sedekah dan silaturahmi dapat menolak sesuatu yang buruk, sesuatu yang dibenci dan sesuatu yang dikhawatirkan.” (HR. Aby Yahya)

  • Silaturahmi : Membangun masyarakat

Dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Sesungguhnya Allah akan membangun suatu negeri, dan menambahkan harta kekayaan penduduk negeri tersebut dan tidak pernah memandang kepada mereka dengan kebencian sejak mereka diciptakan.”

Sahabat bertanya :

Bagaimana hal itu dapat terjadi ?

Rasulullah Shallallahu ’alai wasalam menjawab :

Hal itu terjadi sebab mereka selalu mengadakan silaturahmi antara sesama mereka (HR. Thabrani dengna isnad hasan dan Hakim)

Dalam hadist lain Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Siapa yang diberi Allah rasa kasih sayang maka dia akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat, dan silaturahmi, berbaik dengan tetangga dan akhlak mulia dapat membangun negeri dan memperpanjang usia.” (riwayat Ahmad)

  • Balasan yang paling cepat

Silaturahmi merupakan amalan yang mendapat balasan paling cepat sebagaimana diceritakan oleh Aisyah r.a bahwa Rasulullah Shallallahu’alai wassalam pernah bersabda : ”Kebaikan yang paling cepat balasannya adalah berbuat baik kepada orang lain dan silaturahmi dan keburukan yang paling cepat balasannya adalah berbuat buruk kepada orang lain dan memutuskan silaturahmi.” (HR. Ibnu Majah)

  • Manaikkan derajat dan kedudukan

Sahabat Nabi, Ubadah bin Samit menceritakan, Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Adakah kamu ingin aku tunjukkan sesuatu perbuatan yang mengakibatkan kamu diangkat Allah SWT beberapa derajat ..?

Sahabat Nabi tersebut menjawab :”Baik ya Rasulullah.”

Nabi Muhamamad Shallallahu ’alai wassalam kemudian bersabda : ”Berbuat baik terhadap orang yang bodoh, memaafkan kepada orang yang mendzalimi engkau, dan memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mau memberikan sesuatu kepadamu dan menghubungkan silaturahmi kepada orang yang memutuskanmu.” (HR. Bazzar dan Thabrani)

  • Memutuskan silaturahmi dapat menangguhkan penerimaan amal

Sahabat nabi, Abu Hurairah menceritakan bahwa saya mendengar Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam beersabda : ”Sesungguhnya amal manusia itu akan diperlihatkan setiap hari kamis malam jum’at, maka tidak akan diterima amalan orang yang memutuskan silaturahmi.” (HR. Ahmad).

Isteri Nabi, Siti Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Jibril datang kepadaku pada malam nisfu sya’ban dan malam itu Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka sebanyak bulu kambing dan Allah tidak melihat kepada mereka yang syirik, orang yang sedang bertengkar, orang yang memutuskan silaturahmi, orang yang sombong dengan pakaian yang panjang, orang yang durhaka kepada orang tua, dan orang yang meminum arak.” (HR. Baihaqi)

  • Memutuskan silaturahmi menghalangi masuk surga

Sahabat Nabi, Jabir bin Mat’a menceritakan bahwa dia mendengar nabi Muhammad Shallallahu ’alai wassalam bersabda : ”Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim dan Tarmidzi)

  • Kebaikan untuk orang tua yang telah meninggal

Sahabat Nabi Abi Usaid Malik bin Rabiah as Sa’adi menceritakn bahwa sewaktu mereka duduk dalam majlis bersama Rasulullah Shallallahu ’alai wassalam, datang seorang lelaki dari Bani Salmah, berkata :Ya Rasulullah, apakah ada kebaikan yang dapat saya lakukan sebagai kebaikan kepada orang tua yang telah meninggal dunia...?

Rasulullah Shallallahu ’alai wassalm bersabda :

“Ya, kamu berdo’a untuk keduanya, meminta ampun untuk keduanya, meluluskan janjinya, menghubungkan silaturahmi dengna orang yang berkaitan dengan keduanya.” (HR. Abu daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

Abi Dardah dating ke Madinah, maka datanglah Abdullah bin Umar berkata : Apakah kamu mengetahui mengapa aku menjumpaimu…?

Abi Dardah berkata : aku tidak tahu.

Abdullah bin Umar berkata : karena aku mendengar Rasulullah Shallallhu ’alai wassalam bersabda : ”Siapa yang suka berhubungan dengan orangtuanya yang sudah dalam kuburan, maka hendaklah dia menghubungkan silaturahmi dengan kawan-kawan orrangtuanya tersebut, dan sesungguhnya antara ayahku Umar dan ayahmu terdapat persaudaraan, maka aku ingin meneruskan hubungan tersebut.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya)

Dari beberapa hadist silaturahmi tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa silaturahmi merupakan amal ibadah yang paling utama, tapi sayangnya umat Islam kurang peduli dengan silaturahmi tersebut. Untuk itu amalan yang dilatih bagi umat Islam setelah berpuasa adalah silaturahmi dengan saling berkunjung\, saling memaafkan, saling mengenal pribadi, potensi dan profesi masing-masing.

Diharapkan silaturahmi di awal Syawal ini dapat merupakan modal untuk membuat jaringan sosial, jaringan ekonomi, jaringan informasi sehingga pada tahun mendatang, modal silaturahmi di bulan Syawal dapat menjadi networking antar individu, networking antar kelompok, networking antar jemaah. Sehingga dengan networking segala program umat dapat tercapai dalam membangun sebuah peradaban Islam.

Sumber : M. ARIFIN ISMAIL. MA.M.Phil

facebook Tags: Share on Facebook


Share This Article


Tidak ada komentar:

Posting Komentar